SEMOGA BISA MEMBANTU !! ^__^


INDIKATOR PENILAIAN 
(share buat teman-teman, dan adik-adik yang cari referensi tugas)
A. Pengertian Indikator
Indikator berasal dari kata dasar bahasa Inggris to indicate, artinya menunjukan. Dengan demikian maka indikator berarti alat penunjuk atau “sesuatu yang menunjukan kualitas sesuatu”. Contohnya, kualitas siswa cerdas ditunjukkan oleh nilai prestasi. Maka nilai prestasi belajar merupakan indikator dari kualitas kecerdasan. Dengan demikian kecerdasan dapat distatuskan sebagai komponen, dan nilai prestasi sebagai indikator. Pengertian indikator pembelajaran bisa ditinjau dari empat sudut pandang, yaitu :
1.      Segi peran siswa indikator pembelajaran diartikan sebagai pernyataan perihal hasil yang dicapai siswa sesudah dibelajarkan.
2.    Segi keperluan siswa, indikator pembelajaran diartikan deskripsi perilaku yang diinginkan bisa dimiliki siswa sesudah mengikuti pembelajaran.
3.      Segi wujudnya, indikator pembelajaran bermakna deskripsi info yang ditunjukkan siswa menjadi hasil pembelajaran.
4.   Segi cara merumuskannya, indikator pembelajaran bisa diartikan hasil studi yang dirumuskan dengan rinci.
Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator adalah pernyataan mengenai hasil belajar siswa yang dirumuskan dengan rinci sebagai penunjuk kualitas keberhasilan belajar siswa.


B. Ciri-Ciri  Indikator yang Baik
Sebuah indikator dikatakan baik apabila dalam merumuskan idikator memperhatikan beberapa ciri-ciri dibawah ini :
1.    Tujuan indikator harus dirumuskan dengan kalimat yang jelas, pasti, dan dapat diukur.
Maksudnya kalimat yang jelas adalah tujuan yang dungkapkan secara tertulis dan diinformasikan kepada siswa sehingga siswa dan guru mempunyai pengertian yang sama. Kalimat yang pasti, maksudnya tujuan mengandung satu pengertian atau tidak mungkin ditafsirkan ke dalam pengertian yang lain. Dapat diukur, artinya tingkat pencapaian siswa dalam perilaku yang ada dalam tujuan dapat diukur dengan tes atau alat pengukur lainnya.
2.  Spesifik dan jelas: mempunyai satu arti saja, menyampaikan informasi yang jelas tentang tingkah laku siswa yang diharapkan.
3.   Berorientasi pada siswa: tingkah laku yang diharapkan pada siswa di akhir kegiatan pembelajaran, dan bukan tingkah laku apa yang dilakukan guru dalam mengajar
4.  Menggunakan kata kerja yang menunjukkan tingkah laku yang dapat diamati/diukur atau yang sering isebut kata kerja operasional.
5.    Mempunyai 4 komponen, yaitu ABCD
Maksudnya Audience ( siapa yang harus memiliki kemampuan), Behaviour ( perilaku yang bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition ( dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat dimunculkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal). Bentuk perumusannya bisa dilihat pada contoh berikut ini :
a.    Disampaikan tentang jenis-jenis pernapasan (C), diharapkan siswa (A) dapat membedakan (B) pengertian pernapasan Aerob Anaerob dengan tepat (D).
b.    Disampaikan tentang jenis-jenis pernapasan (C), diharapkan siswa (A) dapat memahami (B) pengertian pernapasan Aerob dan Anaerob (D).
     Coba Anda perhatikan perilaku dalam rumusan tujuan pembelajaran pada contoh a  diatas, yakni dapat membedakan. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang terukur yang dapat diobservasi, sedangkan pada contoh b, yakni dapat memahami. Perilaku tersebut bukan perilaku yang spesifik, sebab tidak dapat diukur.
C. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.      Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
2.      Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
3.      Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
4.      Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5.      Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Contoh kata kerja yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersaji dalam lampiran 1.
6.      Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.

D. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman  penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri
E. Manfaat Indikator Penilaian
Mengembangkan indikator penilaian bermanfaat bagi :
1.      Indikator penilaian merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih besar (kompetensi dasar/KD), sehingga bila indikator tercapai kemungkinan akan tercapainya KD akan lebih besar pula.
2.      Membantu siswa, guru,  dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa yang diharapkan sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran.
3.      Membantu siswa, sebab dengan adanya indikator ini siswa dapat mengatur waktu, energi, dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai serta dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self assesment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya.
4.      Membantu guru, sebab dengan adanya tujuan ini akan dapat mengatur kegiatan pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk mencapai tujuan tersebut serta dapat membantu guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes.
5.      Evaluator, sebab dengan adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai siswa.
6.      Membantu pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian di kelas.
7.      Membantu orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih maksimal.

  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS