INDIKATOR PENILAIAN
(share buat teman-teman, dan adik-adik yang cari referensi tugas)
A.
Pengertian Indikator
Indikator berasal dari kata dasar bahasa
Inggris to indicate, artinya menunjukan. Dengan demikian maka indikator
berarti alat penunjuk atau “sesuatu yang menunjukan kualitas sesuatu”.
Contohnya, kualitas siswa cerdas ditunjukkan oleh nilai prestasi. Maka nilai prestasi
belajar merupakan indikator dari kualitas kecerdasan. Dengan demikian
kecerdasan dapat distatuskan sebagai komponen, dan nilai prestasi sebagai indikator.
Pengertian indikator pembelajaran bisa ditinjau dari empat sudut pandang,
yaitu :
1. Segi peran siswa indikator pembelajaran diartikan
sebagai pernyataan perihal hasil yang dicapai siswa sesudah dibelajarkan.
2. Segi keperluan siswa, indikator pembelajaran diartikan
deskripsi perilaku yang diinginkan bisa dimiliki siswa sesudah mengikuti
pembelajaran.
3. Segi wujudnya, indikator pembelajaran bermakna
deskripsi info yang ditunjukkan siswa menjadi hasil pembelajaran.
4. Segi cara merumuskannya, indikator pembelajaran
bisa diartikan hasil studi yang dirumuskan dengan rinci.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa indikator adalah pernyataan mengenai hasil belajar siswa yang
dirumuskan dengan rinci sebagai penunjuk kualitas keberhasilan belajar siswa.
B. Ciri-Ciri
Indikator yang Baik
Sebuah indikator dikatakan baik apabila dalam
merumuskan idikator memperhatikan beberapa ciri-ciri dibawah ini :
1. Tujuan indikator harus dirumuskan dengan kalimat
yang jelas, pasti, dan dapat diukur.
Maksudnya kalimat
yang jelas adalah tujuan yang dungkapkan secara tertulis dan diinformasikan
kepada siswa sehingga siswa dan guru mempunyai pengertian yang sama. Kalimat
yang pasti, maksudnya tujuan mengandung satu pengertian atau tidak mungkin
ditafsirkan ke dalam pengertian yang lain. Dapat diukur, artinya tingkat
pencapaian siswa dalam perilaku yang ada dalam tujuan dapat diukur dengan tes
atau alat pengukur lainnya.
2. Spesifik dan jelas:
mempunyai satu arti saja, menyampaikan informasi yang jelas tentang tingkah
laku siswa yang diharapkan.
3. Berorientasi pada siswa:
tingkah laku yang diharapkan pada siswa di akhir kegiatan pembelajaran, dan
bukan tingkah laku apa yang dilakukan guru dalam mengajar
4. Menggunakan kata kerja
yang menunjukkan tingkah laku yang dapat diamati/diukur atau yang sering isebut
kata kerja operasional.
5. Mempunyai 4 komponen,
yaitu ABCD
Maksudnya Audience (
siapa yang harus memiliki kemampuan), Behaviour ( perilaku yang
bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition ( dalam kondisi dan
situasi yang bagaimana subjek dapat dimunculkan kemampuan sebagai hasil belajar
yang telah diperolehnya), Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku
yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal). Bentuk perumusannya bisa
dilihat pada contoh berikut ini :
a.
Disampaikan
tentang jenis-jenis pernapasan (C), diharapkan siswa (A) dapat membedakan (B)
pengertian pernapasan Aerob Anaerob dengan tepat (D).
b.
Disampaikan
tentang jenis-jenis pernapasan (C), diharapkan siswa (A) dapat memahami (B)
pengertian pernapasan Aerob dan Anaerob (D).
Coba
Anda perhatikan perilaku dalam rumusan tujuan pembelajaran pada contoh a diatas, yakni dapat membedakan.
Perilaku tersebut merupakan perilaku yang terukur yang dapat diobservasi,
sedangkan pada contoh b, yakni dapat memahami. Perilaku tersebut
bukan perilaku yang spesifik, sebab tidak dapat diukur.
C. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan
beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya
menjadi tiga indikator
2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan
kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD.
Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan
hirarki kompetensi.
4. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup
dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5. Indikator harus dapat mengakomodir
karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang
sesuai. Contoh kata kerja yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran tersaji dalam lampiran 1.
6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi
beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau
psikomotorik.
D.
Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator
penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator
pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan
pedoman penilaian bagi guru, peserta
didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat
terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian
yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator
penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator
(indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian memiliki
batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen
penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau
produk, termasuk penilaian diri
E. Manfaat
Indikator Penilaian
Mengembangkan indikator penilaian bermanfaat
bagi :
1.
Indikator penilaian merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih
besar (kompetensi dasar/KD), sehingga bila indikator tercapai kemungkinan akan
tercapainya KD akan lebih besar pula.
2.
Membantu siswa, guru,
dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa yang diharapkan sebagai hasil suatu
kegiatan pembelajaran.
3.
Membantu siswa, sebab dengan
adanya indikator ini siswa dapat mengatur waktu, energi, dan pemusatan
perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai serta dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian
tes maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self assesment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti
penilaian sesungguhnya.
4.
Membantu guru, sebab dengan
adanya tujuan ini akan dapat mengatur kegiatan pembelajarannya, metodenya,
strateginya untuk mencapai tujuan tersebut serta dapat membantu guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian
yang dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan)
maupun non-tes.
5.
Evaluator, sebab dengan
adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus
dicapai siswa.
6.
Membantu pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan
pembelajaran dan penilaian di kelas.
7.
Membantu orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi
siswa lebih maksimal.